Sunday, April 19, 2009

REKAMAN SEJARAH MANUSIA


Segala aktivitas manusia ternyata direkam oleh alam sekitar kita. Ada tiga rekaman yang berlangsung selama hidup kita. Yang pertama adalah rekaman oleh struktur alam. Yang ke dua rekaman oleh struktur otak. Dan yang ke tiga adalah rekaman oleh struktur genetika.

Setiap perbuatan, kata-kata, dan sikap hati kita setiap hari direkam oleh otak dan struktur genetika. Rekaman oleh otak bisa kita buktikan dengan cara sederhana. Bahwa otak kita ternyata memiliki daya ingat alias memori. Ini seperti pita kaset saja layaknya. Atau, lebih cocok, adalah rekaman digital yang dewasa ini semakin lumrah kita gunakan.


Setiap kita berbuat, maka kita menjadi ingat bahwa kita pernah berbuat itu. Setiap kata yang kita ucapkan juga kita ingat, dan suatu ketika akan muncul kembali di lain waktu. Kalau pun kita tidak mengingatnya - entah karena lupa - maka orang lainlah yang bakal mememorikan di dalam otak mereka.
Misalnya, ketika kita berbuat jahat kepada orang lain. Mungkin kita sudah lupa kalau kita berbuat jahat kepadanya, akan tetapi ia selalu ingat bahwa kita pernah berbuat jahat kepadanya. Dan, kalau pun kita semua sudah lupa, maka memori bawah sadar kitalah yang bakal merekam semua yang kita lakukan itu.
Kalau anda pernah melihat orang yang dihipnotis, maka anda akan menyaksikan hal ini, yaitu rekaman alam bawah sadar. Ketika seseorang itu sedang dihipnotis, kemudian kepadanya ditunjukkan barang tertentu, maka orang itu masih akan tetap mengingatnya meskipun ia sudah tersadar dari hipnotisnya.

Otak merekam segala peristiwa yang kita alami dan kemudian akan kita ingat selama kita masih hidup. Atau sampai suatu ketika nanti, saat kita dibangkitkan kembali di hari pengadilan. Tapi struktur genetika kita ternyata bisa merekam segala kejadian yang menimpa kita secara lintas generasi. Kenapa demikian? Karena sifat-sifat yang terkandung dalam struktur genetika kita itu ternyata diwariskan kepada anak keturunan kita.
Jadi struktur genetika kita yang sekarang ada di dalam tubuh ini adalah warisan orang tua kita. Separo berasal dari bapak, dan separonya dari ibu. Demikian pula yang dimiliki oleh orang tua kita, berasal dari orang tua mereka, separo dari bapak, separo dari ibu. Demikian selanjutnya. Struktur genetika kita itu mengandung gen-gen nenek moyang kita. Entah berapa persen dari yang ada pada diri kita itu, adalah gennya manusia pertama.

Dengan kata lain, struktur gen di dalam tubuh kita ini merekam sejarah manusia secara beruntun ke masa lalu. Ia mewariskan sifat-sifat dan 'pengalaman' orang-orang tua kita di jamannya. Lho, benarkah gen ini merekam 'pengalaman' mereka? Bukankah gen hanya mewariskan sifat-sifat dasar saja?
Dulu dikira begitu. Dikira gen-gen di dalam tubuh kita ini hanya mewariskan sifat-sifat dasar - bahkan hanya sifat fisik - saja. Ternyata penelitian mutakhir menunjukkan semua itu tidak benar. Struktur gen kita ternyata bisa merekam berbagai kebiasaan dan tingkah laku yang kita miliki. Ia merekam karakter dan watak. Ia merekam pola pikir. Ia merekam berbagai sifat yang secara berulang-ulang kita lakukan dalam hidup kita.

Bahkan ilmuwan Jepang Kazuo Murakami menghasilkan penelitian yang sangat mencengangkan, yang mengantarkan dia memenangkan penghargaan Max Planck Award di tahun 1990, dan penghargaan Japan Academy Prize di tahun 1996. Bahwa kebiasaan tertawa pun berpengaruh dan terekam di dalam struktur gen kita. Dan kemudian diwariskan kepada anak cucu kita.
Ini benar-benar mengubah cara pandang kita terhadap gen. Bahwa kualitas gen sangat dipengaruhi oleh bukan hanya kualitas fisik, melainkan juga sikap mental yang kita jalani semasa hidup...! Dia memperkenalkan teori 'nyala-padam' yang telah saya singgung di depan.

Kebiasaan bersikap baik ternyata menghasilkan suatu mekanisme yang mempengaruhi gen-gen kita agar berkualitas baik pula. Sebaliknya kebiasaan bersikap buruk, juga bakal mempengaruhi kualitas gen kita menjadi buruk.
Mungkin, sekarang anda jadi mengerti kenapa orang yang suka marah-marah dan tidak sabaran misalnya, akan memiliki penyakit yang berkait dengan liver dan diabetes. Perilaku emosional lainnya bisa berdampak pada tekanan darah dan jantung, misalnya? Ternyata, itu bukan hanya akibat mekanisme organik di dalam tubuhnya, melainkan juga disebabkan oleh mekanisme yang bersifat genetik di inti-inti sel.
Sebab, penyempitan pembuluh darah dan gangguan mekanisme jantung itu ternyata disebabkan oleh menyelewengnya reaksi-reaksi biokimiawi di dalam sel pembuluh darah. Padahal reaksi biokimiawi itu terjadi atas perintah gen-gen di dalam inti sel.

Setiap saat di dalam sel yang jumlahnya puluhan triliun ini terjadi reaksi biokimiawi tiada henti. Ya, badan kita adalah sebuah pabrik biokimia raksasa. Setiap saat kita makan dan minum memasukkan bahan-bahan biokimia yang kemudian dicerna oleh sistem pencernaan kita, lantas diedarkan ke seluruh tubuh, dan diubah menjadi energi secara besar-besaran untuk menunjang seluruh aktivitas kita. Semua itu terjadi di dalam sel-sel yang berjumlah triliunan. Mereka serempak bekerjasama untuk menghasilkan apa yang dibutuhkan oleh tubuh. Kesalahan sedikit saja dalam proses-proses seluler itu akan menyebabkan munculnya gangguan dalam sistem tubuh kita, yang kita sebut sebagai penyakit.

Perkembangan mutakhir terhadap berbagai macam penyakit menunjukkan bahwa ini ada kaitannya dengan kerja genetika di tingkat seluler. Penyakit seperti diabetes, jantung, liver, gangguan saraf, pencernaan, kanker, dan sebagainya ternyata tidak bisa dilepaskan dari bergesernya fungsi genetika kita.
Ini kini menjadi pembahasan hangat di kalangan ilmuwan biologi kedokteran. Sehingga mereka ramai-ramai melakukan penelitian terobosan untuk bisa melakukan pengobatan lewat jalur rekayasa genetika. Karena di sinilah rupanya akar permasalahan penyakit yang menggerogoti tubuh seorang pasien.

Jumlah gen di dalam setiap sel kita adalah sama. Akan tetapi ada yang berfungsi - menyala - dan ada yang tidak berfungsi alias padam. Jika kita bisa menyalakan gen-gen yang positif maka kita akan menjadi sehat. Sebaliknya, jika kita menyalakan gen-gen negatif, kita bakal sakit.
Jadi ternyata, gen-gen kita sudah memiliki potensi positif dan negatif itu. Tinggal, bagaimana caranya agar yang aktif adalah gen-gen yang positif saja. Sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Menariknya, berpikir positif bisa menyalakan gen-gen positif. Sedangkan berpikir negatif bakal menyalakan gen-gen negatif. Jika kita berpikir negatif, maka gen-gen negatif itu bakal menyulut reaksi-rekasi biokimia yang negatif pula dalam diri kita. Kita pun sakit, karenanya.

Apa maksud dari semua yang saya jelaskan tentang mekanisme genetika ini? Saya ingin mengajak pembaca untuk memahami bahwa gen-gen kita itu ternyata bisa dipengaruhi oleh sikap mental kita, dan berbagai peristiwa yang terjadi dalam pengalaman hidup kita.
Celakanya, jika hal itu terus menerus terjadi, pengaruhnya akan bersifat permanen dan terekam di dalam struktur gen. Dan kemudian diwariskan kepada generasi berikutnya. Anak-anak kita. Di antaranya sebagai penyakit-penyakit keturunan dan sifat-sifat bawaan. Kecenderungan itu akan muncul seiring dengan situasi dan kondisi yang mempengaruhinya.

Maka kita melihat, bahwa pengalaman dan sejarah hidup orang-orang terdahulu ternyata terekam secara beruntun di dalam gen-gen kita sebagai generasi terkini. Dengan kata lain, peristiwa-peristiwa yang terjadi di generasi terdahulu tercatat di dalam struktur genetika generasi sesudahnya. Kalau kita runut terus ke masa lalu, maka kita akan mendapati bahwa seluruh sejarah kehidupan manusia masa lalu ternyata terekam di struktur genetika manusia sekarang. Termasuk gen-gen manusia generasi pertama. Atau pun gen-gen makhluk hidup sebelum mereka.

Jika benar, manusia ini berasal dari makhluk yang lebih rendah derajatnya dibandingkan dengan manusia, mestinya gen-gen mereka terekam dan terdapat di struktur genetika manusia masa kini...
Lantas, bagaimana realitasnya? Para ilmuwan mikrobiologi - khususnya para ahli genetika - baru saja menyelesaikan pemetaan struktur genetika pada manusia. Bahwa ternyata genetika manusia terdiri dari sekitar 3-5 miliar kode-kode yang sangat rumit.
Akan tetapi mereka sangat bersemangat, karena di dalamnya terkandung informasi yang sangat menakjubkan. Di antaranya, adalah rekaman sejarah tentang asal-usul kehidupan manusia mulai dari generasi awal sampai generasi terkini.

Data-data fosil yang selama ini menjadi andalan para ahli palaentologi untuk merekonstruksi asal-usul kehidupan manusia agaknya bakal menjadi data sekunder belaka, di masa depan. Karena, rekaman sejarah kemanusiaan mulai terkuak dari penelitian biomolekuler dalam struktur genetika kita sendiri...


0 komentar:

Post a Comment