Wednesday, February 11, 2009

ulama vs "ulama"

Dalam perjalanan sejarahnya, umat ini telah melahirkan banyak mutiara-mutiara yang menghiasi dinding-dinding peradaban manusia, yang menyinari kelamnya fikiran dengan pemikiran-pemikiran menakjubkan hampir di setiap bidang kehidupan. Sosok-sosok inilah yang menjadi lokomotif penggerak bagi kemajuan uamt ini, yang membangunkan mereka dari kealpaan dan tidur lena yang panjang. Kadang kita menyebut mereka sebagai ilmuan-ilmuan muslim, sebagian lain kita sebut sebagai pembaharu dan pelopor bagi kebangkitan islam, dan sebagian lain kita sematkan gelar ulama di dada mereka. Sangat banyak diantara mereka yang kemudian menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

Malik, Syafi'i, Hambali, Hanafi, Umar Abdul Aziz, Harun Arrasyid, Sholahuddid Al-Ayyubi, Alkhawarizmi, Ibdu Sina, Ibnu Rusyd, sampai dengan Jamaluddin Al-Afghani, Hasan AlBanna, Sayyid Qutb, Syekh Ahmad Yasin, dan Yusuf AlQardlawi, mereka semua adalah sedikit diantara suluh yang pernah menyinari cakrawala pemikiran dunia islam.
Benar kata pepatah, semakin tinggi pohon tumbuh, semakin kencang angin yang menerpanya. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, semakin keras pula cobaan yang menantinya. Tidak heran kalau hampir setiap pribadi besar dalam sejararah peradaban umat ini, mendapatkan tokoh-tokoh lain yang menjadi duri dan rintangan bagi jalan yang ditempuhnya. Baik itu ketika ia masih hidup dan berkarya bagi kepentingan umat dan agama ini, maupun ketika ia telah menjemput syahadah berpulang ke haribaan Tuhannya.
Mungkin contoh yang paling nyata saat ini adalah kritikan-kritikan dan bahkan hujatan yang dialamatkan kepada pemikir islam modern yaitu Assyahid Sayyid Qutb dan ulama besar islam saat ini DR. Yusuf Qardlawi. Saya pribadi tidak akan pernah meragukan peran sentral mereka dalam usaha menuju kebangkitan dan menjadi inspirasi bagi ribuan pemuda dalam menapak masa depan mereka dan menentukan garis yang jelas bagi masa depan agama ini. Sehingga ketika menemukan buku-buku yang justru menghujat keduanya, perasaan aneh menjalar di dalam diri saya. Apalagi para penghujat itu menyebut diri sebagai pembela agama ini.

Adalah sebuah kewajaran apabila yang melontarkan kritrik dan hujatan adalah mereka yang terang-terangan berdiri memusuhi agama ini, karena ketakutan akan pengaruh pemikiran-pemikiran mereka bagi kebangkitan kembali umat islam. Bahkan walaupun saat ini Sayyid Qutb telah berpulang, namun buah fikirannya masih tetap hidup dalam dada jutaan generasi penerusnya. Namun nampaknya inilah yang ditakutkan mereka, sehingga berbagai buku yang ditujukan untuk mengcounter pemikirannya pun diterbitkan. Tentunya ini bukanlah satu hal yang mengherankan. Namun yang membuat saya miris adalah ketika menemukan bahwa hujatan-hujatan itu berasal dari mereka yang mengaku sebagai pembela aqidah, disini rasanya kita perlu berhenti sejenak, berfikir dan merenung, apa yang salah dengan umat ini. Apa yang salah dari mereka yang menyebut diri sebagai ulama saat ini ??!! bagaimana mungkin seorang yang datang dari tempat yang antah berantah, tanpa sedikitpun punya peran dalam kemajuan agama ini, kemudian dengan lantang melontarkan hujatan kepada sosok-sosok yang nyata-nyata memiliki andil dan mempunyai sumbangan keilmuan dan pemikiran yang besar di tengah-tengah umat..? karya monumental Sayyid Qutb dengan tafsir "Fi Zilalil Qur'an", ataupun magnum opus nya Qardlawi "Fiqhuz Zakah", adalah sedikit dari bukti nyata bagi peran mereka yang telah diakui oleh banyak ulama dan generasi.

Kompleksitas masalah umat yang terus menggerogoti sendi-sendi kehidupan seolah tidak cukup bagi mereka, sehingga lebih suka mengalihkan perhatian untuk mencari aib sosok-sosok yang justru menyerahkan hidup mereka bagi tegaknya kalimat La ilaha Illallah di muka bumi, bahkan walaupun "aib-aib" yang dibeberkan sebenarnya terkesan dipaksakan. Sehingga kemudian muncul sebuah pertanyaan di diri kita, apa yang sebenarnya mereka cari...? apakah label sebagai pembela aqidah yang mereka sematkan kepada diri mereka adalah sebuah kenyataan dan ungkapan jujur karena Allah, ataukah hanya sebatas kedok bagi usaha licik mereka untuk menghalangi laju pengaruh kedua tokoh di atas dalam menginspirasi jutaan pemuda umat ini ?? ataukah mungkin hanya sebagai usaha untuk mendompleng kemasyhuran mereka sehingga dengan begitu, mereka aka turut dikenal dan mendapatkan nama di tengah umat ??

Kalau ini kondisi yang kita hadapi sekarang, bagaimana mungkin bisa mengharapkan kebangkitan kembali umat ini dalam waktu dekat, sementara mereka yang mengaku sebagai ulama dan seharusnya berperan sebagai lokomotif penggerak malah sibuk mencari aib dan menyerang mereka yang seharusnya diteladani. Karena itu, kepada mereka yang benar-benar jujur dalam memperjuangkan agama ini, dan jujur ingin membela aqidah ini, saya ingin menyampaikan bahwa jangan kotori kejujuran anda dengan menghujat pribadi-pribadi yang telah menerangi pemikiran kami yang sempat dilingkupi oleh kegelapan jahiliah modern, jangan nodai kejujuran anda untuk hal-hal yang nantinya akan anda sesali. Masih sangat banyak permasalahan umat yang harus dipecahkan dan dicarikan solusinya bersama-sama, sehingga kenapa harus membuang energi untuk sesuatu yang sia-sia. Dan jangan hancurkan kejujuran anda dengan membuka jalan-jalan perselisihan baru yang justru akan semakin menambah beban umat ini.

Sedangkan bagi anda yang hanya ingin mendompleng ketenaran mereka, sehingga anda bisa mensejajarkan nama anda dengan mereka karena mampu mengorek-ngorek aib mereka dengan alasan-alasan palsu yang terlalu lemah, saya ingin menyampaikan, kenapa tidak anda hentikan itu saat ini juga..?? masih sangat banyak hal-hal lain yang bisa anda kerjakan, dan banyak urusan-urusan besar lain yang harus diselesaikan dan kalau anda mampu memberikan solusi-solusi cerdas, sebagaimana kecerdasan anda dalam memanipulasi fakta untuk menjatuhkan pribadi-pribadi cemerlang seperti yang saya sebutkan di atas, kalau anda mampu untuk memberikan solusi-solusi cerdas itu, saya yakin dengan sendirinya anda akan mulai menyaksikan nama anda mendapat pengakuan yang semestinya di tengah-tengah umat. Namun sekali lagi, bukan dengan saling menjatuhkan. Bukankah anda lebih tahu bahwa Rasul pernah mengatakan bahwa alangkah berbahagianya mereka yang sibuk dalam menghitung-hitung aib mereka sendiri, sehingga tidak sempat lagi untuk mencari-cari dan mengorek-ngorek aib saudaranya yang lain ?? mari jadikan ini sebagai pijakan dan titik tolak bagi kita semua untuk memulai dan mengambil semangat yang dihembuskan oleh banyak mutiara-mutiara yang pernah dilahirkan umat ini, dan dengan dasar ukhuwah yang erat, saya yakin, anda, mereka, dan banyak lagi generasi-generasi yang akan datang, akan turut melengkapi untaian mutiara-mutiara tersebut dan menambah keindahan perjalanan sejarah peradaban umat ini.

0 komentar:

Post a Comment